Aku baru mengingat
Cucuran darah dari air mataku
bercampur dengan pilu yang berputar
Oh ya...
Ziarahku membuat kau tersenyum
Rumah barumu hanya persegi panjang
Teman barumu hanya bunga kamboja
Itu membuatku terpuruk
Pergi dan tak pernah kembali
Sisa air mataku seka dengan hampa
Ku menyadari kau telah mati....
Senin, 24 September 2012
Bertahanlah
Bertahanlah disini
Bila kau pergi hatiku menjerit
Air mataku kan menetes
Dan mungkin jiwaku akan rapuh
Jika memang kau ada untukku
Jika memang kau tercipta untukku
Janganlah kau pergi lagi
Janganlah kau menghilang lagi
Seperti dedaunan kering yang terbang
Melayang tertutup surga dunia
Aku akan menangis bila perlu
Cucuran air mata yang dingin
memberi cinta dan semangat
Bila kau pergi hatiku menjerit
Air mataku kan menetes
Dan mungkin jiwaku akan rapuh
Jika memang kau ada untukku
Jika memang kau tercipta untukku
Janganlah kau pergi lagi
Janganlah kau menghilang lagi
Seperti dedaunan kering yang terbang
Melayang tertutup surga dunia
Aku akan menangis bila perlu
Cucuran air mata yang dingin
memberi cinta dan semangat
Kenangan itu
Ku menangis di pohon rindang
Tak menggubris pepatah alam
Menghayal dan menyesalinya
ku tak melihat senyum matahari itu
Kaulah kopi bagiku
Yang kuingat tegukan pertama mu
Saat melangkah sendiri
Ku tak mengenal diriku lagi
Tak menggubris pepatah alam
Menghayal dan menyesalinya
ku tak melihat senyum matahari itu
Kaulah kopi bagiku
Yang kuingat tegukan pertama mu
Saat melangkah sendiri
Ku tak mengenal diriku lagi
Wanita
Kau berjalan dijalan Tuhan
Memberi harapan bulan purnama
Satu kata sejuta cinta
Merambat menjadi sajak kehidupan
Kaulah perantara sumber kehidupan
Disakiti demi suatu harapan
Berjalan dengan telapak kaki terbuka
Karuniamu tak tertandingi lagi
IBU...
Memberi harapan bulan purnama
Satu kata sejuta cinta
Merambat menjadi sajak kehidupan
Kaulah perantara sumber kehidupan
Disakiti demi suatu harapan
Berjalan dengan telapak kaki terbuka
Karuniamu tak tertandingi lagi
IBU...
Kenangan
Ku menangis meninggalkannya
Meninggalkan kampung halaman tercinta
Lara hati ini
Bagai secangkir kopi yang tumpah
Kau yang ku kenang
Seakan terus melekat di hatiku
Terbenam jiwaku disini
Kaulah yang membuat ini lebih berarti
Kenangan ...
Meninggalkan kampung halaman tercinta
Lara hati ini
Bagai secangkir kopi yang tumpah
Kau yang ku kenang
Seakan terus melekat di hatiku
Terbenam jiwaku disini
Kaulah yang membuat ini lebih berarti
Kenangan ...
Idolaku
Ini dia idola sekaligus inspirasi untuk ku.
Chairil anwar, dilahirkan di Medan 26 Juli 1922, ia dibesarkan dalam keadaan ibu bapaknya bercerai. Kemudian setelah lulus SMA dia ikut ibunya ke Jakarta. Semasa kecilnya ia sangat dekat dengan neneknya sampai akhirnya neneknya meninggal. Ia melukiskan kesedihannya dengan membut puisi yang amat sedih :
Bukan kematian benar yang menusuk kalbu
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
Dan duka maha tuan bertahta
Chairil anwar, dilahirkan di Medan 26 Juli 1922, ia dibesarkan dalam keadaan ibu bapaknya bercerai. Kemudian setelah lulus SMA dia ikut ibunya ke Jakarta. Semasa kecilnya ia sangat dekat dengan neneknya sampai akhirnya neneknya meninggal. Ia melukiskan kesedihannya dengan membut puisi yang amat sedih :
Bukan kematian benar yang menusuk kalbu
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
Dan duka maha tuan bertahta
Setelah neneknya meninggal, ia ditinggalkan oleh orang yang paling ia cintai yaitu ibunya. tak berapa lama kemudian chairil menikah dengan wanita asal karawang, Hapsah namanya. Pernikahan itu tak berlangsung lama , mereka akhirnya bercerai pada saat anak mereka berusia 7 bulan.
Umur chairil memang tidak panjang , hanya 27 tahun. namun karyanya kan terkenang hingga kini.
Berikut adalah puisi karangan chairil anwar
AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu-sedan itu
Aku ini binatang jalan
Dari kumpulannya terbuang
Aku ini binatang jalan
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Pertama
Namaku Anas Aulia Rahman, sekarang umurku 13 tahun, aku bercita cita sebagai penyair ,Nama panggilanku ialah Chairil anwar Cilik,. Chairil Anwar. Aku menyukai puisi sejak beberapa tahun yang lalu. Puisi seperti membuat hidupku menjadi lebih hidup. Menemani malamku saat secangkir Kopi tak ada. Selamat menikmati hasil puisiku.
SEMOGA SELALU MENIKMATI HASIL KARYAKU INI
SEMOGA SELALU MENIKMATI HASIL KARYAKU INI
Langganan:
Postingan (Atom)